Ibu Miskin Beranak 5 Harapkan Uluran Tangan Kaum Dermawan

example banner

Teks Foto : Masdinar bersama bayinya saat bercerita kepada wartawan di rumah petak yang ia tumpangi di kawasan bantaran Sungai Deli, Kel. Sei Mati, Kec. Medan Maimoon, Senin (02/05/2016). (Rez)

Medan Berita – Terkatung-katung, tidak memiliki rumah, serta tidak mempunyai pekerjaan tetap seperti yang dialami Masdinar Lubis (28), buruh cuci beranak lima yang tinggal menumpang dirumah petak selebar 4×4 meter di kawasan bantaran sungai ini adalah sebagian kecil potret kehidupan ”si miskin”di Kota Medan Sumatera Utara.

Cerita Masdinar saat disambangi wartawan, Senin (02/05/2016) sore dikediamannya di kawasan Bantaran Sungai Deli, Jln. Brigjen Katamso, Gg. Satria, Kel. Sei Mati, Kec. Medan Maimoon, semenjak ditinggal pergi oleh suaminya disaat ia sedang mengandung anaknya yang keempat sekitar sembilan bulan lalu, Masdinar mengungkapkan kesusahan yang dialaminya. Dia bercerita kalau saat ini ia amat membutuhkan bantuan dari orang lain. Sebab Masdinar mengaku bahwa dia tidak tahu lagi kepada siapa harus mengadu.

Sebagai seorang buruh cuci yang memiliki 5 anak yang harus ia tanggung sendiri, terkadang ia begitu menyesali keadaannya. Apalagi diakui Masdinar, tidak satupun keluarga dari suaminya yang peduli dengan keadaannya.

Kepada wartawan, ia juga sempat bercerita kalau dirinya pernah putus asa dan ingin meninggalkan keempat buah hatinya yang masih kecil-kecil itu. Ditambah lagi dengan kehadiran buah hatinya yang baru dilahirkannya sekitar 3 Minggu lalu, dirinya semakin “dihantui” beratnya memikul beban hidup ditengah-tengah kemajuan zaman, tanpa memiliki suami dan pekerjaan tetap.

” Hampir setiap malam saya menangis meratapi keadaan. Apalagi semenjak lahirnya anak kelima saya sekitar tiga Minggu lalu di rumah sakit, tidak satupun keluarga dari suami saya yang datang menjenguk, bahkan hanya untuk meneleponpun tidak pernah. Tetapi saya masih bersyukur bapak-bapak wartawan dan ibu Lurah masih mau membantu saya agar bisa keluar dari rumah sakit tanpa mengeluarkan biaya,” ucap Masdinar dengan wajah berkaca-kaca, namun masih terlihat sedih.

Belum lagi kata tahun depan dia harus menyekolahkan anak pertamanya yang kini berusia enam tahun dan harus membelikan susu untuk bayinya yang diberi nama Anugerah.

” Saya sangat sedih kalau melihat anak saya hampir setiap hari harus minum air gula dan tajin,” kata Masdinar.

Saat ini ia juga mengeluhkan luka bekas operasi Caesar dibagian perutnya yang kini kondisi bernanah. Bahkan untuk pergi berobatpun ia tidak memiliki ongkos.

” Sempat aku putus asa dan ingin memberikan anakku yang baru kulahirkan ini dirawat oleh orang lain. Tapi tidak mungkin aku tidak mungkin setega itu. Biarlah ini kujalani. Aku yakin dan percaya Allah itu sumber Rizki. Allah punya cara untuk membantu kami lewat tangan-tangan kaum dermawan,” harap Masdinar sembari meneteskan airmata.

(Laporan dari Medan, MB-06)

 

Loading...

Comments

comments

Pos terkait