GMKI Luncurkan Buku Pancasila Rumah Bersama

example banner

Teks Foto: Kader GMKI Saat Menunjukan Peluncuran Buku Pancasila Rumah Bersama. (MB)

 

Bacaan Lainnya

 

Medan Berita

Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melaksanakan Seminar Nasional bertemakan “Pemuda sebagai Penjaga Pancasila dan Pembangun Peradaban”.

Seminar ini dilaksanakan sekaligus dengan peluncuran buku Pancasila Rumah Bersama dan Aplikasi Android GMKI Sinergi di Gedung Joeang 45, Jakarta, Senin (30/10/2017) yang dihadiri sebanyak 220 orang peserta dari berbagai kalangan dan kader GMKI cabang di Indonesia.

Adapun selaku Ketua Umum HIMMAH, Aminullah Siagian dan beberapa kader HIMMAH.

Alan Christian Singkali, Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI menjelaskan bahwa kegiatan parade yang sudah dilakukan sejak bulan Agustus adalah lomba menulis biografi, opini, membuat video serta kunjungan ke Pesantren dan Gereja di Jawa Timur.

” Terimakasih kepada kader-kader GMKI yang sudah menuangkan gagasan di buku ini. Buku ini tentunya masih belum sempurna. Kami ingin kehadiran buku ini akan semakin membangun diskursus kita tentang bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Dan kami harap buku ini menstimulus lahirnya buku-buku lain dari pemuda Indonesia,” kata Alan.

Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Sahat MP Sinurat mengatakan, peluncuran buku sebagai kontribusi pihak GMKI.

“ Hari ini kami meluncurkan buku Pancasila Rumah Bersama sebagai bentuk kontribusi dari GMKI untuk rakyat, bangsa dan negara ini. Kami berharap buku ini dapat memberikan pencerahan kepada generasi muda bagaimana memahami Pancasila dalam konteks kehidupan saat ini,” paparnya.

“ Aplikasi GMKI Sinergi dapat digunakan dalam android dan IOS. Adanya aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan sinergisitas di antara anggota dan simpatisan GMKI, sehingga dapat bergerak, berjejaring, dan berkolaborasi bersama membangun peradaban Indonesia. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas dukungan dan kerjasamanya sehingga aplikasi ini dapat dibangun dan digunakan untuk kepentingan seluruh kompenen GMKI,” pungkasnya.

Dalam hal ini, ada 4 narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu : Hokky Situngkir (Presiden/Peneliti Bandung Fe Institute), Raja Juli Anthoni (Sekjend DPP Partai Solidaritas Indonesia), Edward Tanari (Sekjend Pengurus Nasional Perkumpulan Senior GMKI), Suroto (Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis Indonesia).

Dalam seminar tersebut, Suroto menjabat Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis Indonesia (AKSES) menyampaikan bahwa di sektor ekonomi, pemerintahan Jokowi-JK masih lebih banyak memberikan ruang pada investasi asing, sementara koperasi yang merupakan wujud ekonomi kerakyatan masih dianaktirikan.

” Ketimpangan ekonomi masih sangat besar. Ada sekelompok kecil orang yang terlalu kaya sementara di sisi lain terdapat sedemikian banyak rakyat kita yang terlalu miskin. Anak muda harus berani membangun sistem demokrasi ekonomi Pancasila sehingga pemerataan ekonomi dapat terwujud. Salah satunya adalah mengelola potensi pertanian dengan berbasiskan pada koperasi,” ujarnya.

Suroto juga menyatakan bahwa tanah masyarakat saat ini dikuasai oleh segelintir kelompok orang sehingga kaum muda harus melakukan perlawanan dalam mengembalikan tanah menjadi milik rakyat.

” Koperasi merupakan perusahaan futuristik dengan menempatkan manusia di atas materi. Dalam koperasi kita melakukan redistribusi pendapatan bukan akumulasi pendapatan,” tambahnya.

Seminar dan peluncuran buku ini juga dipandu oleh moderator Swangro Lumbanbatu (Koordinator Wilayah I PP GMKI) .

Sementara itu, Presiden dan peneliti Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir mengatakan bahwa data Indonesia saat ini lebih banyak dikuasai oleh “hacker”. Padahal kedaulatan bangsa salah satunya diwujudkan melalui kedaulatan di dunia maya. Sehingga kita dapat meredam berbagai informasi hoaks, dan lainnya.

” Saat ini sistem nilai orang Indonesia telah bergeser dari budaya aslinya salah satunya ditandai dengan hilangnya bahasa. Maka kami mengembangkan program untuk menginvetarisir keanekaragaman masakan, batik, bahasa, bahkan sambal. Dengan adanya data, kita akan berdaulat dalam menjaga dan membangun peradaban Indonesia,” kata Hokky.

Di sisi lain, Sekjend DPP Partai Solidaritas Indonesia, Raja Juli Anthoni menyampaikan bahwa isu primordial dan politik identitas saat ini telah menghantui perpolitikan Indonesia.

” Isu SARA dan primordial mengalahkan kinerja yang baik. Maka penduduk Indonesia harus lebih aktif dalam narasi melawan hoaks,” ujarnya.

Untuk itu, dia menyarankan perlu adanya penguatan masyarakat sipil (civil society) dan partai politik, serta membangun pendidikan kewarganegaraan (civic education) sehingga rakyat akan cerdas melihat dinamika politik yang terjadi di tengah bangsa.

Pembicara terakhir, Edward Tanari, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Senior GMKI menyampaikan, bahwa pemuda harus menjadi solusi bagi persoalan bangsa yang terjadi saat ini. Tugas ini harus dilakukan dengan bertanggungjawab.

” Pemuda tidak hanya menjadi penikmat peradaban, melainkan menjadi pelaku dan pembangun peradaban. Pemuda harus berkarakter Indonesia, yakni nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila,” harapnya.

Menurut Edward, ada banyak bidang di tengah masyarakat yang harus diisi oleh pemuda. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, dan lainnya.

” Paling utama, pemuda harus selalu berpedoman kepada Pancasila. Dan pemuda juga harus melakukan perannya dengan baik dan bertanggungjawab sehingga kita dapat mencapai Indonesia yang kita cita-citakan,” pungkasnya.

(Laporan dari Jakarta, MB)

 

 

Loading…

Comments

comments

Pos terkait