Medan Berita – Eksekusi rumah dinas TNI-AD di Asrama Widuri Jalan Bajak II Kecamatan Medan Amplas ricuh, Selasa (05/01/2016) pagi. Puluhan orang yang merupakan warga sekitar, menghadang langkah belasan Prajurit Kodam I/BB, hendak melakukan pengosongan rumah. Akibatnya, saling dorongpun terjadi, sehingga beberapa orang terjatuh. Meski demikian, sebanyak 4 unit rumah yang sebelumnya dihuni oleh keluarga Purnawirawan, berhasil dikosongkan. Hasilnya, semua rumah yang dijadwal dan ditentukan, berhasil ditertibkan.
Informasi diterima awak media ini, kejadian itu bermula dari pemberitahuan untuk mengosongkan rumah kepada penghuni beberapa waktu lalu. Berdasarkan jadwal pada pemberitahuan itu, warga melakukan aksi bakar ban bekas di 2 sisi Jalan masuk Asrama Widuri, Selasa (05/01/2016), sekira pukul 09.00 WIB. Saat aksi itu, tampak belasan Prajurit Kodam I/BB, tiba dengan mengendarai 2 unit dumptruk Dalmas dan beberapa mobil. Oleh karena itu, seketika itu juga warga melakukan penghadangan, sehingga kericuhan dan keteganganpun terjadi. Namun, tetap saja belasan Prajurit Kodam I/BB yang akan melakukan pengosongan itu, berhasil masuk ke Asrama Widuri.
Begitu masuk, belasan Prajurit Kodam I/BB, langsung mengosongkan sebuah rumah yang berada di Barak Perwira. Seluruh barang dari dalam rumah yang disebut dihuni oleh keluarga Pak Japrik itu, dikeluarkan lalu diletakan di lapangan yang berada tepat di depan rumah itu. Selanjutnya, belasan Prajurit TNI-AD itu bergeser ke barak Kemuning. Namun, di rumah tersebut, warga memberikan perlawanan, sehingga sekitar 1 jam lebih, pengosongan tidak kunjung dilakukan.
” Kalian jangan main bongkar. Kalian pikir kalau keluarga kalian seperti ini. Kami juga keluarga Tentara. Tidak ada jiwa Pejuang dan kemanusiaan kalian, ” ungkap warga disusul sejumlah kaum hawa masuk ke teras rumah itu, untuk membantu melakukan penghadangan.
Konsentrasi warga, tiba-tiba terpecah. Sebahagian besar warga seketika pergi meninggalkan rumah tersebut, Mereka terlihat menuju Barak Garasi. Ternyata, di Barak Garasi, sebuah rumah dihuni oleh keluarga Purnawirawan bermarga Hutagaol, sudah dikosongkan. Namun, melihat sebahagian besar barang telah dikeluarkan dari dalam rumah, terlihat warga tidak dapat berbuat banyak dan membantu penguni rumah, untuk mengamankan barang-barangnya.
” Kita tidak bisa onfire. Kebanyakan nengok-nengok saja. Terbatas kekuatan kita,” ucap James Dean Manalu yang disebut-sebut sebagai Kordinator dari warga yang melakukan penghadangan.
Saat diwawancarai itu, tiba-tiba James Dean Hutagaol berlari. Pria memakai baju kaos berkera berwarna hitam itu, terlihat memasuki sebuah rumah yang disebut-sebut dihuninya, kemudia dia keluar dengan menenteng sebilah parang. Selanjutnya, dengan cepat dia berlari menuju Barak Tusam yang kini dihuni Tagor Sibarani beserta keluarga. Begitu tiba, terlihat James langsung duduk di samping Tagor yang sedang duduk di teras rumah, disusul warga lainnya, termasuk kaum ibu.
” Sedang sakit suamiku, tega sekali kalian. Kami hanya pedagang kecil di pajak,” ungkap isteri Tagor Sibarani sembari menyerakkan bra bekas yang merupakan dagangannya.
Tidak sampai di situ, wanita itu tiba-tiba saja berlari meninggalkan rumah, menuju sebuah rumah yang berada tidak jauh dari rumahnya. Di depan rumah yang didatanginya itu, terlihat dia mengamuk sembari mengeluarkan kata-kata kasar. Ternyata, disebut jika penghuni rumah yang didatangi oleh wanita itu, berniat untuk menghuni rumah yang dihuni Tagor Sibarani dan keluarganya sejak beberapa tahun lalu.
” Kau tugas di Langkat, mau tinggal di rumah itu pula kau. Lagi pula, pangkat kau masih Pratu, mau tinggal di rumah besar pula kau. Sekarang sudah puas kaukan, ” ujar wanita itu histeris.
Kepala Penerangan Kodam I/BB, Kolonel Inf Enoh S menjelaskan jika pihaknya mencatat ada 93 rumah di Asrama Widuri yang akan dikosongkan karena tidak sesuai peruntukan atau tidak dihuni oleh Prajurit TNI lagi. Saat ini, disebut Enoh jika sekitar 9 rumah sudah dieksekusi. Hal itu, dikatakan Enoh mengingat penyelamatan aset negara dan juga mengingat masih banyak Prajurit TNI Kodam I/BB yang aktif, belum memiliki rumah, sehingga mengontrak di luar. Oleh karena itu, ditegaskan Enoh kalau pengosongan akan terus dilakukan secara bertahap.
” Penertiban rumah masih dilaksanakan. Itu kita lakukan sesuai tahapan. Untuk penertiban 6 rumah tadi, sudah jatuh tempo pada 31 Desember 2015. Untuk seluruhnya, ada 93 dari 570 rumah di Asrama Widuri, akan ditertibkan. Untuk penertiban, sejauh ini berjalan lancar,” ujar Enoh menjelaskan.
(Laporan Dari Medan, MB-7)