Potret Miris Penjual Madu Cacat, 4 Tahun Alami Dislocated

example banner

Medan Berita – Miris jika melihat nasib warga miskin di Republik kita tercinta ini. Contohnya, Chairul Sunoto yang sering disapa Pak Noto (42) warga yang tinggal di Tebing Tinggi tersebut. Saat ditemui medanberita.co.id di pinggir Jalan Raya kawasan Pulo Brayan, Senin (11/01/2016) sore, bapak 4 anak ini menceritakan kisahnya. Pak Noto sehari-harinya mengais rezeki dari berjualan madu hutan.

Tanpa alas kaki, Pak Noto tetap setia menenteng ember berisi beberapa buah botol dan sarang lebah madu hutan hasil sadapannya. Menurut ceritanya, setiap hari dirinya berjalan kaki dibawah panas terik matahari tanpa alas kaki serta tangan kanannya mengalami Dislocated (Posisi tidak sebenarnya).

” Tangan saya sudah begini selama hampir 4 tahun lamanya. Akibat jatuh dari Pohon setinggi 3 meter pas mengambil sarang lebah. Karena tak ada biaya, makanya saya pasrah saja. Ya akhirnya seperti ini jadinya,”
ujarnya lesu.

Lanjutnya, dirinya telah meminta bantuan kepada pemerintah melalui Kecamatan tempat dia tinggal. Namun hingga saat ini, respon positif dari pemerintah belum diterimanya.

Sementara itu, Nurmala (57) yang sehari-harinya berjualan disekitar halte Pajak Palapa, Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat merasa kasihan melihat nasib Pak Noto.

” Bapak itu biasanya sekitar sore hari sering beristirahat di halte itu. Kasihan saya melihatnya. Sering tidur di Mushola atau Mesjid bapak itu,” tuturnya.

 

(Laporan Dari Medan, MB-8)

Teks Foto : Pak Noto Saat Ditemui Medanberita.co.id (Andi Sianipar)

Loading...

Comments

comments

Pos terkait