Medan Berita – Keributan antar dua kubuh Organisasi Kepemudaan (OKP) antar ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) yang berlangsung baru-baru ini membuat polisi meningkatkan pengamanan, hal ini juga dikoordinasikan dengan pihak TNI untuk mengantisipasi meluasnya keributan di Kota Medan. Keterangan ini dijelaskan oleh Kapoldasu, Irjen Pol Ngadino, di Makodim 0201/BS, Minggu (31/01/2016) sekira pukul 15.00 WIB.
” Setelah kasus itu, kita lakukan penyisiran. Beberapa lainnya akan kita bawa ke mako Poldasu,” kata Ngadino disela-sela pertemuannya dengan Pangdam I/BB Mayjend L Pusung.
Lanjutnya terhadap mereka yang diamankan telah dilakukan pemeriksaan baik terhadap kasus pengrusakan kantor MPW PP Sumut dan kasus tewasnya dua orang anggota IPK yaitu Monang Hutabarat dan Roy Silaban. Di Mapoldasu sebanyak 3 orang telah diamankan sedangkan di Mapolresta Medan sebanyak 30 orang diperiksa.
” Untuk status tersangka saya belum tahu pasti tapi di polda 3 orang dan di polresta 30 orang,” ungkap Ngadino.
Sedangkan Identitas pelaku pembunuhan sudah kita identifikasi, sudah dalam tahap penyidikan,” katanya lagi.
Dalam keterangannya juga Kapoldasu telah memanggil ketua dari kedua belah pihak untuk dilakukan pendekatan agar tidak melakukan tindakan anarkis. Begitupun polisi akan bertindak tegas.
” Kami akan bertindak tegas setiap perbuatan anarkis,” katanya.
Dikatakannya bahwa tindakan tegas tidak harus melakukan tembakan.
” Tembakan itu tidak harus, mekanisme kita ada. Melalui prosedur tetap polisi, mana kala sudah membahayakan nyawa orang lain, hal itu (penembakan) boleh,” tegasnya.
Untuk motif yang telah terjadi jenderal bintang dua itu mengaku tidak mengetahui dengan jelas namun aksi yang terjadi dimulai dari adanya konvoi IPK yang melintas di depan kantor MPW PP, karena terjadi ketersinggungan maka terjadilah hal tersebut.
” Motifnya belum jelas, namun hal ini diawali dari sebuah rombongan yang hendak menghadiri pelantikan dan melintas di depan kantor OKP. Mungkin ketersinggungan maka peristiwa itu terjadi,” ungkapnya.
Menghindari perluasan bentrok di daerah, Ngadino sudah memberikan instruksi kepada tiap kapolres untuk meredam aksi.
” Tiap kapolres sudah saya intruksikan agar meredam dan menghindari meluasnya bentrok hingga ke daerah sudah mendapat respon dari kapolres. Kali ini saya juga berkoordinasi dengan Pangdam I/BB untuk membicarakan hal ini,” jelasnya.
Status siaga I yang diterapkan polisi juga belum ditarik sejak aksi teror belakangan.
” Status siaga belum ditarik sejak aksi teror kemarin,” terangnya lagi.
Sementara itu Ngadino juga mengatakan bahwa para anggota yang menghadiri pelantikan PP di Lapangan Benteng yang membawa senjata tajam maupun senjata lainnya akan diproses secara hukum yang berlaku.
” Itu ada undang-undangnya, yang diamankan kita proses. Kita terapkan undang-undang darurat,” jelas Kapoldasu lagi.
Disinggung mengenai pembubaran organisasi, Ngadino merasa dirinya bukan pejabat yang berkompeten untuk menjawabnya.
” Untuk masalah pembubaran, itu bukan saya yang berkompeten menjawab,” jawabnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut beraktifitas di Kota Medan.
” Saya menghimbau masyarakat untuk tidak takut beraktifitas karena dari segi keamanan kami akan bekerja maksimal,” tandas Irjen Ngadino.
Sementara menurut tanggapan Pangdam I/BB, Mayjend L Pusung mengatakan.
” Koordinasi saja untuk masalah keamanan,” singkatnya.
Sedangkan menurut tanggapan Kepala Penerangan Kodam I/BB, Kolonel Enoh Solehudin, pihaknya akan tetap berkoordinasi.
” Setelah berkoordinasi, kita perbantukan 16 SSK (Satuan Setingkat Kompi). Sementara yang terlibat di dalamnya, adalah Kodim 0201/BS, Arhanud, Armed dan Zipur untuk membantu polisi,” tandas Enoh.
(Laporan Dari Medan, MB-03)
Teks Foto : Irjen Pol Ngadino Saat Memberikan Siaran Persnya di Mako Makodim 0201/BS, Minggu (31/01/2016). (Il)