Anak Yatim Disiksa dan Dijadikan Pengemis Oleh Ibu Tiri

example banner

Medan Berita – Pepatah yang mengatakan, sekejamnya ibu kandung tapi lebih kejam ibu tiri. Hal itu terasa benar dibenak Sifaha Fasekhi Sidoharet (8). Dari keterangan yang diambil pada Senin (08/02/2016) sore di Mapolsek Percut Sei Tuan, diketahui bahwa dirinya telah menjadi korban eksploitasi dan penyiksaan oleh ibu tirinya yang akrab dipanggil Mamak Daniel.

Peristiwa pilu yang dialami oleh Sifaha bermula sejak Amanopi Sidoharet, ayah kandungnya meninggal setahun yang lalu.

” Sejak bapak meninggal, aku sering disiksanya,” ujarnya kepada awak media.

Ibunya yang sudah lama berpisah dengan bapaknya sejak ia masih kecil.

” Kata bapak dulu, mamak sudah merantau,” ucapnya lagi.

Lalu bapaknya menikahi Mamak Daniel yang sudah memiliki empat anak. Tidak diketahui pasti kapan ayahnya menikahi Mamak Daniel.

” Enggak tau, waktu aku masih kecil,” ungkapnya.

Bocah laki-laki yang mengaku tinggal di kawasan Perumnas Mandala, tak jauh dari Gereja Teladan, Kecamatan Percut Sei Tuan mengaku sering diperlakukan kasar mulai dari cubitan hingga pukulan kepada dirinya jika tidak menuruti kemauan Mamak Daniel.

” Kalo bapak masih hidup, gak pernah aku dipukulnya. Karena bapak sudah gak ada lagi, kalo gak mau disuruhnya aku dicubit, ditempeleng juga,” ujarnya dengan wajah sedih.

Terkini, dirinya bisa sampai ke Polsek Percut Sei Tuan, lantaran diantar seorang warga, bernama, R boru Simamora (48) warga Jalan Ibrahim Umar, Kecamatan Medan Perjuangan. Ia merasa iba dan kasihan dengan keberadaan anak ini yang terlantar hingga larut malam tak jauh dari rumah warga di Jalan Perjuangan sampai ke Jalan Ibrahim Umar.

Hal ini diperkuat dengan keadaan Sifaha yang lemas, ternyata ia mengaku belum makan dan tak berani pulang ke rumahnya, lantaran takut dipukuli ibu tirinya. Atas dasar kemanusiaan dan tak tega melihat korban yang tidur di teras warung warga, R boru Simamora membawanya ke kantor polisi.

Di kantor polisi, Sifaha terus mengatakan tak mau pulang. Wajah dan disekujur tubuhnya terlihat penuh luka dan lembam. Itupun diakuinya akibat perlakuan ibu tirinya, Mamak Daniel, yang kerap menganiaya lantaran dirinya sering tertidur ketika disuruh mengerjakan pekerjaan rumah sampai mencari uang dengan cara mengemis.

” Gak mau aku pulang, aku mau disini aja. Nanti kalau pulang dipukuli mamak tiri aku. Ini semua bekas biru dikaki, paha dan wajahku karena aku dipukulinya. Mukaku ditumbuk, kaki dan perutku ditunjang serta sering dicubit dan diludahi. Aku dimarahi karena sering ketiduran kalau disuruh nyuci baju, nyuci piring, mandiin adik sampai minta-minta,” celoteh Sifaha dengan bijak.

Dari penuturannya, dirinya bisa sampai ke jalanan hingga ditemukan warga, berawal ketika dirinya pergi mengemis bersama ibunya yang sering diucapkannya bernama, Mamak Daniel. Keduanya melakukan orientasi dari rumah ke rumah warga guna mendapatkan belas kasih dari orang.

Namun, dirinya berpisah dengan ibu tirinya dan besembunyi di rumah-rumah warga dengan berpindah-pindah. Hingga malam hari, warga pun resah dan seorang wanita, R boru Simamora mengajaknya ke rumahnya.

” Pertamanya aku ngemis sama mamak tiriku. Lalu aku lari sendiri. Aku gak mau pulang bang,” kata anak yatim ini, sembari meminum segelas air meneral pemberian warga.

” Aku jumpa sama dia (Sifaha) sewaktu datang ke tempat jualan. Memang dari kejauhan, kutengok dia duduk-duduk di rumah-rumah serta tempat jualan warga. Siang itu, kulihat dia dikasih makan sama pedagang nasi disana. Karena sudah malam, dia gak dikasih tidur disitu, kemudian cari tempat tidur di depan kedaiku,” ungkap R boru Simamora dikantor polisi.

Boru Simamora itu juga mengatakan, terpaksa menyerahkan bocah tersebut ke kantor polisi, karena tak tau lagi harus diantar kemana. Wanita yang kesehariannya membuka usaha kedai sampah ini, berharap agar polisi bisa mengantarkan bocah tersebut kepada orangtuanya atau menyerahkannya ke Dinas Sosial.

” Kasihan kali kulihat dia (Sifaha), muka dan tubuhnya juga banyak luka dan membiru. Jadi ku ajak tidur di rumahku. Pas paginya, dia bangun, dia bilang kalau dia gak mau pulang, karena takut sama mamak tirinya. Karena aku takut ngantar ke rumah orangtuanya, makanya saya bawa ke kantor polisi ini,” pungkasnya.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (07/02/2016) sekira pukul 22.30 WIB, di depan warung miliknya. Kala itu, boru Simamora melihat bocah tersebut gelisah, karena tak tahu mau tidur dimana.

Sambil bermain di ruang tunggu Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Percut, bocah ini juga menuturkan bahwa dirinya lebih baik tidak pulang daripada tinggal di rumah ibu tirinya.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Lesman Zendrato saat dikonfirmasi, mengaku menyerahkan ke anggotanya untuk diantarkan pulang.

” Nanti akan kita serahkan ke orangtuanya bila memang masih ada. Kalau pun tidak, kita serahkan ke Dinas Sosial. Mengenai penganiayaan yang diterima anak itu, kita selidiki dulu kebenarannya. Kalau memang benar, akan kita proses,” ucap Zendrato.

(Laporan Dari Polsek Percut, MB-03)

Loading...

Comments

comments

Pos terkait