Teks Foto : Massa Himmah saat menggelar aksi demo di dalam halaman Gedung DPRDSU, Senin (04/04/2016). (Saf)
Medan Berita – Puluhan massa Pimpinan Wilayah (PW) Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Sumatera Utara (Sumut) menggelar aksi demo saat rapat paripurna pertanggungjawaban reses DPRDSU ke II Tahun 2016 berlangsung di dalam halaman Gedung DPRDSU, Senin (04/04/2016) sekira jam 12.00 WIB.
Dalam aksinya, HIMMAH Sumut menilai bahwa terjadi kejanggalan dan kerancuan keterangan Polres Tobasa terkait kematian tahanan almarhum Andi Pangaribuan pada Jumat (06/11/2015) sekira jam 17.00 WIB di dalam sel Polres Tobasa.
” Hasil investigasi HIMMAH Sumut dilapangan bahwasanya diduga penyebab kematian almarhum Andi Pangaribuan disebabkan penyiksaan secara jasmani dan rohani. Terbukti terdapat lebab menghitam di sekeliling mata kanan, bibir pecah, luka-luka memar dibagian punggung dan sebagainya,” beber pimpinan aksi Abdul Razak Nasution.
Lanjutnya, berdasarkan masalah diatas PW HIMMAH Sumut dalam pernyataan sikapnya mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara (DPRDSU) agar memanggil Polres Tobasa yang telah mengabaikan Peraturan Kapolri dan melakukan pelanggaran HAM berat.
” Kami mendesak DPRDSU Komisi A agar melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan selanjutnya melakukan sidang paripurna terkait kasus kematian Almarhum Andi Pangaribuan,” ujarnya.
HIMMAH juga meminta agar DPRDSU jangan hanya diam dan harus mengupayakan terlaksananya keadilan hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perwakilan rakyat.
Aksi tersebut kemudian ditampung Anggota DPRDSU, Widiani Lase (Partai Demokrat), Sutrisno Pangaribuan, ST, Zahir (Partai PDIP) dan Zeni Lusia Berutu (Partai Demokrat). Salah seorang Anggota DPRDSU, Zahir dihadapan massa HIMMAH menyampaikan rasa turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Andi Pangaribuan.
” Saya atas nama DPRDSU turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Andi Pangaribuan, semoga arwahnya diterima disisiNya. Kami bangga atas kepedulian mahasiswa, jadi kita tegakkan supremasi hukum dan kita akan selesaikan masalah ini secara kemanusiaan,” ujarnya.
Sementara, Anggota DPRDSU, Sutrisno Pangaribuan, ST mengatakan bukan karena almarhum merupakan marga Pangaribuan tetapi karena Saudara-saudara (HIMMAH) peduli dengan aksi kemanusiaan dan berani menyuarakan dan mengkritisi lembaga-lembaga negara maka masalah ini akan kita kawal,” sebut Sutrisno.
Lanjutnya, kejadian yang menimpa almarhum Andi Pangaribuan sesuai dengan hasil autopsi mengatakan bahwa ada aksi kekerasan yang dilakukan terhadap korban.
” Sampai saat ini versi kepolisian bahwa kematian andi Pangaribuan masih disebabkan bunuh diri. Sekali lagi kami
mengucapkan terima kasih kepada mahasiwa dan teruslah mengkritik agar semua proses dapat diselesaikan. Dukungan saudara-saudara ini mudah-mudahan juga dapat dilakukan terhadap korban-korban yang lain. Secara institusi kita mendukung Poldasu untuk mengungkap penyebab kematian Andi Pangaribuan,” pungkasnya.
Usai mendengar jawaban anggota DPRD Sumut, massa PW HIMMAH kemudian membubarkan diri dengan tertib.
(Laporan dari Gedung DPRDSU, MB-03)