Teks Foto: Penanaman Pohon Kawasan Danau Toba Kondisi Tak Terurus. (Joel)
Medan Berita
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mempertanyakan Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah tentang pelestarian Kawasan Danau Toba.
” Apakah Pohon yang ditanami Bapak Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih hidup,???” ungkap Swangro Lumbanbatu, ST selaku Pengurus Pusat GMKI kepada medanberita.co.id, Selasa (20/12/2016).
Ia menjelaskan, Danau Toba adalah Potensi alam yang indah yang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi memiliki potensi budaya dan adat istiadat setempat yang layak menjadi wisata budaya, seperti makam bersejarah, tarian adat, upacara adat.
Bapak Presiden, Jokowi pernah menyampaikan dihadapan Masyarakat Kawasan Danau Toba serta sekaligus berkunjung ke Kabupaten Samosir, Minggu (21/08/2016). Pada saat itu Presiden didampingi oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dan saat itu juga beliau menanam simbolis penanaman pohon mangga serta beliau juga menyampaikan ada 1 juta pohon disiapkan Kawasan Danau Toba dengan luas 150 Hektar.
Serta, lanjutnya berkata, beliau juga menyampaikan dalam sambutannya, jangan hanya tumbuhnya waktu kita tanam sekarang. Besok tumbuh, minggu depan tumbuh, tahun depan tumbuh, tahun depannya lagi menjadi sebuah pohon-pohon yang besar,” kata Swangro menirukan ucapan Presiden saat itu.
Tetapi, kata Swangro, saat ini apa yang terjadi, apakah pohon itu tetap dirawat, diawasi, atau dipelihara, tanyanya. Ternyata tidak. Malah banyak tidak terurus dan banyak mati, bahkan tidak ada pengawasan sama sekali dari pemerintah pusat maupun daerah.
Lanjut Koordinator Wilayah I ( Sumatera Utara-NAD ) GMKI ini menuturkan, isunya Bapak Presiden Jokowi akan hadir dalam Perayaan Natal pada tanggal 26 Desember 2016 ini, apakah banyak tiba-tiba jadi pahlawan,??? tanya Swangro kembali.
” Jangan pada saat beliau hadir malah semua pemerintah daerah sibuk merajik jalan bahkan mengubah sekecap mata kawasan Danau Toba. Kita juga tidak anti dengan perubahan daerah, sangat mendukung. Tetapi kenapa tidak ada pengawasan terhadap penghijauan Kawasan Danau Toba??. Sudah cukuplah kita pemerintah cari muka,” cetus Swangro.
Apalagi, tambahnya, jika diperhatikan di daerah Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Porsea, Desa Parparean I dengan luas 7 Ha, terlihat di pamplet bertuliskan jarak tanam 5×5 m, sumber dananya APBN.
” Penanaman bibit pohon disini sangat memperhatikan, dimanakah pengawasan pemerintah pusat,?. Kalau memang pemerintah pusat belum siap dalam program ini sangat asal buat dan mengeluarkan anggaran, ini sangat mubajir. Kita juga sangat berharap dan mendukung pembangunan daerah apalagi untuk lingkungan kawasan danau toba, karena pada dasarnya kita harus bersahabat dengan lingkungan ataupun alam. Tetapi harus betul-betul diperhatikanlah,” harapnya.
Perihal tersebut, sebut Swangro, pihaknya dengan tegas menyampaikan dan meyoroti tentang lingkungan Kawasan Danau Toba.
” Saya selaku Koordinator Wilayah I ( Sumatera Utara-NAD ) Pengurus Pusat GMKI sangat menyesalkan pemerintah pusat, seharusnya Bapak Presiden RI, Ir. Joko Widodo harus tegas mengingatkan seluruh Menterinya dalam pengawasan dan penggunaan anggaran, kalau memang sudah tidak berpihak sama rakyat mohon dievaluasi secepat mungkin,” cetusnya.
Kemudian, masih dijelaskan Swangro lagi. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ibu Siti Nurbaya), menurutnya juga harus koperatif serta tegas mengingatkan Kepala Daerah Sumatera Utara agar tetap mengingatkan pemerintah daerah khususnya di kawasan danau toba.
” Kalau memang pemerintah daerah tidak mampu melaksanakan itu semua, mohon diingatkan dan dikasih pembobotan dan pemahaman tentang cinta akan lingkungan. GMKI juga siap mengawasi dan memelihara kinerja pemerintah dan terlibat langsung ke daerah demi memelihara Cinta akan Lingkungan serta meningkatkan Parawisata Kawasan Danau Toba,” pungkas pemuda berdarah batak ini.
(Laporan dari Medan, MB-07)