Teks Foto: Direktur Jenderal IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih Seketika Memberi Keterangan di Jakarta, Sabtu (01/09/2018). (Kemenperin/MB)
JAKARTA (Medan Berita)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus gencar melakukan upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri melalui program e-Smart IKM.
Adapun peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop e-Smart IKM hingga bulan Agustus 2018 sebanyak 3450 pelaku usaha.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (01/09/2018) mengatakan, Kemenperin menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM ini sebagai upaya pemerintah membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang sudah ada di Indonesia,” ungkapnya.
Langkah strategis itu, menurutnya, sejalan dengan implementasi pada 10 program prioritas nasional yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
“ Pada poin ke-4, Kemenperin memfokuskan pemberdayaan UMKM yang didalamnya termasuk sektor IKM. Ini untuk menyiapkan IKM kita memasuki era revolusi industri 4.0,” papar Gati.
Ia menambahkan, sampai saat ini, program e-Smart IKM yang diluncurkan sejak tahun 2017 telah dilaksanakan di 22 Provinsi dengan melibatkan lima lembaga, yaitu Bank Indonesia, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu menggandeng Pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten.
“ Program e-Smart IKM juga telah bekerjasama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia,” ucap Gati.
Adapun sembilan komoditas yang tengah difokuskan dalam skema program pengembangan e-Smart IKM, kata Wanita berparas cantik itu, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.
“ Dari seluruh peserta yang terlibat di e-Smart IKM, kami mencatat, total nilai penjualan yang sudah dibukukan hingga sekarang mencapai Rp.1,3 Miliar,” sebutnya.
Gati meyakini, program e-Smart IKM mampu membuka akses pasar lebih luas khususnyaterhadap pemasaran online, mempermudah pencarian bahan baku untuk produksi, dan meningkatkan kualitas produk.
“ Jadi, para peserta tidak hanya mengikuti workshopsaja, tetapi jugakami akan terus memonitor dan mengevaluasi serta menyiapkan program pendampingan lanjutan,” ujarnya.
Berbagai fasilitas pendampingan dan bimbingan yang diperoleh para peserta lokakarya e-Smart IKM,antara lainkonsultasi desain produk dan kemasan, bantuan mesin dan peralatan produksi, serta pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
“ Selain itu, para IKM di setiap daerah dapat memanfaatkan peran dari Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan(PFPP),” imbuhnya.
Oleh karena itu, beberapa waktu lalu, Kemenperin memberikan pelatihan kepada 100 tenaga penyuluh untuk memacu daya saing IKM nasional. Peserta itu terdiri dari PFPP, fasilitator manajemen mutu, analis kontrol industri pangan, dan konsultan HKI.
“ Kami pun ikut mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bagi pelaku IKM sekaligus tenaga penyuluhnya,” tutur Gati.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya semakin fokus dalam menyiapkan SDM industri yang kompeten untuk menyongsong industri 4.0, termasuk SDM di sektor IKM.
“ Sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, setelah 3,5 tahun fokus pada pembangunan infrastruktur, saat ini pemerintah kerja keras untuk membangun SDM yang berkualitas,” terang Ketua Umum Partai Golkar.
(Laporan dari Jakarta, MB)