Medan Berita
Selain narkoba jenis sabu-sabu dan alat isap yang disediakan, bandar narkoba juga menyediakan hiburan berupa cewek dan menampung gadaian kereta.
“Disini lengkap pak, selain bisa beli sabu, juga menyediakan tempat isap sabu, cewek pun ada bisa kita sediakan dan tempat gadai kereta juga ada,” ungkap pria bertubuh kurus yang dikenal sebagai salah seorang bandar narkoba kepada salah seorang pecandu saat di lokasi belum lama ini.
Tempat tersebut terletak di Desa Sei Mencirim dan warga mengungkapkan kawasan itu lebih dikenal dengan kampung narkoba ini bisa dikatakan cukup jauh dan letaknya di pinggiran kota medan bahkan bisa dikatakan pelosok, sekitar 15 km lebih dari simpang Jalan Diski.
Dari hasil investigasi Wartawan di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal Deliserdang itu tampak begitu membludaknya para pecandu bahkan sampai Antri layaknya karyawan yang antri saat mengambil gaji.
Terlihat sedikitnya puluhan pria yang diperkirakan dari umuran 14 sampai 56 tahun sedang menyedot barang haram tersebut di sebuah gubuk yang sudah disediakan panitia atau bandar.
Alat isap sabu dibandrol Rp.5 ribu sekali pakai dan narkoba jenis sabu paling murah dijual paket Rp. 50 ribu.
Tampaknya para penjual sangat hati-hati dalam melayani pelanggannya, terbukti mereka menjual di gubuk bertingkat setinggi 2 meter dibuat sedemikian rupa agar terlindungi dari petugas kepolisian bahkan si penjual dipersenjatai seperti senapan angin dan sajam dan belum diketahui siapa bandar dan pembekab sabu di lokasi itu.
Saat wartawan bertanya kepada para pecandu ditempat tersebut mereka mengaku tidak tahu.
“Kami gak tau bang siapa bandarnya kami orang luar bang dari binjai kami.sering disini karena aman,” ujar salah satu pencandu inisial I.
Menurut pengakuan warga, dalam sehari putaran bisnis Narkoba tersebut, sang bandar bisa mencapai ratusan juta lebih karena mereka buka kedai 24 jam dan selalu ramai.
Sementara itu warga setempat saat dikonfirmasi sebenarnya mereka sangat menentang kegiatan tersebut, namun lantaran mayoritas warga di tempat diduga mendukung karena alasan bisnis jadi hal yang seharusnya haram tampak biasa saja.
Salah satu Ibu rumah tangga, S (56), yang kini berstatus Janda mengaku sangat kesal dengan adanya praktik jual beli narkoba yang ada di kawasan rumah tinggalnya tersebut.
Menurutnya, rumah tangganya hancur lantaran sang suami kecanduan sabu sehingga menjual barang barang elektrik dan sepeda motor miliknya.
“Aku cerai gara – gara sabu ya itu lah, mereka terang- terangan jualnya suami ku lah jadi korban terakhir kami cerai,” keluh S kesal.
Terkait hal itu, Kepling setempat saat hendak dijumpai awak media tidak ada di rumahnya.
Tak jauh beda suasana dari lokasi kedua yang diinvestigasi awak media di Kampung Tempel, Kecamatan Kutalimbaru banyaknya pengunjung mendatangi tempat tersebut untuk melakukan pembelian dan pemakaian narkoba di kawasan tersebut.
Kemudian ketika dimintai tanggapannya terkait informasi transaksi jual beli narkoba di Desa Sei Mencirim, Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi, SIk melalui via sms ke nomor ponsel miliknya, Jum’at (13/09/2019) pukul 22:00 WIB, sampai berita ini diturunkan belum ada jawaban.
Perihal info dua lokasi dijadikan bisnis jual beli narkoba tersebut kembali dikonfirmasikan kepada Kasat Narkoba Polrestabes Medan, AKBP Raphael Shandy Cahya Priambodo, SIK, mengatakan,”Sabar om, kita akan tindaklanjuti,” ucapnya singkat, Jum”at (13/09/2019) sekira pukul 22:39 WIB.
(MB)
Loading…